GLOBALSATU.COM,MINAHASA - Puluhan Pelayan Khusus (Pelsus) Kategorial Pemuda Gereja Masehi Injilli di Minahasa (GMIM) gelar Demo damai, Senin (29/03) di Gedung GMIM "IMANUEL" Leilem, Wilayah Sonder saat Pelaksanaan Sidang Majelis Sinode Istimewa (SMSI) Ke-80 berlangsung.Penatua Halfi Kolondam sebagai perwakilan para pendemi ini menyampaikan pelaksanaan SMSI dianggap tergesa-gesa terlebih saat draft tata Gereja yang menghilangkan BIPRA sebagai ex officio.
"Dalam draft tata Gereja yang menghilangkan BIPRA sebagai ex officio yang artinya untuk kami sebagai Pemuda Gereja sudah tidak dilibatkan sebagai pengambil keputusan," ucap dalam orasinya.
Salah satu poin yang disampaikan Halfi, yaitu periodisasi yang tidak dibatasi sehingga dapat mengilangkan proses regenerasi juga kaderisasi untuk kepemimpinan kedepan.
"Kekuasaan itu janganlah terus-menerus, harus ada pergantian agar regenerasi dan pengkaderan dapat terus berjalan," terangnya.
Dia juga menyampaikan, ada beberapa pendeta yang tidak setuju dengan SMSI ini, karena ada anggapan bahwa SMSI ini tidak sesuai tata gereja.
"Menurut mereka, hal-hal yang seharusnya diputuskan dalam sidang sinode empat tahunan, namun sekarang diputuskan oleh sidang sinode tahunan. Di sisi lain, peserta sidang tahunan hanya diikuti oleh utusan wilayah sedangkan sidang empat tahunan diikuti oleh utusan jemaat," tukasnya.
Menanggapi orasi ini, Bupati Minahasa Dr. Ir. Royke O. Roring, M.Si yang juga sebagai Ketua Panitia SMSI ke-80 ini, menghimbau jika ada usulan-usulan untuk SMSI agar langsung disampaikan kepada Komisi Pemuda GMIM.
"jika ada pemuda GMIM yang ingin menyampaikan aspirasinya, silahkan untuk disampaikan kepada Komisi Pemuda, baik di jemaat, wilayah maupun di sinode," ucap ROR.
Pada kesempatan ini, Ketua Komisi Pelayanan Pemuda Sinode GMIM, Penatua Pricilia Tangel juga mengungkapkan poin-poin dalam orasi ini juga sudah di terima dan akan disampaikan dalam SMSI.(Ody)