Globalsatu.com, MINAHASA – Hari ini Kamis (27/01) di Kelurahan Rerewokan Kecamatan Tondano Barat, digelar Peringatan Hari Holocaust Internasional sekaligus meresmikan Museum Holocaust Shaar Hashamayim Synagogue Minahasa.
Kegiatan tahunan yang dihadiri Duta Besar Luar Biasa Jerman untuk Indonesia, Ms Ina Lepel dan Charge d’ Affaires Kedutaan Besar Austria untuk Indonesia, Mr Philipp Rossl, dan didampingi langsung Bupati Minahasa, Dr Ir Royke Octavian Roring MSi didampingi Wakil Bupati Dr (Hc) Robbby Dondokambey SSi MM.
Bupati Royke Roring menyampaikan selamat atas Peringati Hari Holocaust Internasional, sekaliguds memberikan apresiasi kepada umat Shaar Hashamayim Synagogue, yang telah mendirikan Museum Holocaust di Tanah Minahasa.
“Atas nama Pemerintah Kabupaten Minahasa, saya menyampaikan selamat merayakan Peringati Hari Holocaust Internasional bagi umat Shaar Hashamayim Synagogue di seluruh dunia, khususnya di Minahasa,” ucap Bupati Roring.
Sementara, Wakil Bupati Robby Dondokambey berharap, dengan didirikannya Museum Holocaust ini, bisa menyatukan perbedaan antar umat umat beragama, khususnya di Minahasa. “Harapannya, semoga toleransi antar umat beragama di Minahasa bisa kita jaga bersama, dalam Bingkai Bhineka Tunggal Ika,” kata Wakil Bupati Dondokambey.
Sebelumnya, pendiri sekaligus Presiden Holocaust Shaar Hashamayim Synagogue, Mr Yaakov Baruch (Toar Jr Palilingan, red), menyampaikan bahwa, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menetapkan tanggal 27 Januari sebagai Peringatan Hari Holocaust Internasional. “Jadi, setiap tahun PBB meminta corps diplomatik atau para kedutaan besar untuk merayakan korban Nazi setiap tanggal 27 Januari. Karena 70 tahun lalu, ada pembebasan kamp konsentrasi Auschwitz oleh Tentara Merah (Amerika dan Rusia) pada tahun 1945,” ungkap Rabi Yaakov.
Lanjut dia, tujuan pembangunan museum ini, untuk menunjukan kepada masyarakat Indonesia yang masih menyangkal dengan keberadaan Holocaust, bahwa ini pernah terjadi. “Kenapa harus diperingati? Karena segala macam bentuk pembantai, kebencian dan rasisme itu tidak bisa benar. Entah itu kebencian terhadap orang Yahudi, islam, kristen dan agama lain itu tidak benar. Dan itu harus diperangi karena itu musuh kita bersama, baik rasisme atau kebencian,” kata Rabi Yaakov.
Lanjut Yaakov, dibangunnya Museum Holocaust ini, untuk mengedukasi masyarakat Indonesia supaya tidak ada lagi hidup dalam sekat-sekat. “Kiranya sekat-sekat ini bisa dihancurkan dan kita hidup bersama dalam lingkar Negara Kesatuan Republik Indonesia,” harapnya.
Bupati Royke Roring menyampaikan selamat atas Peringati Hari Holocaust Internasional, sekaliguds memberikan apresiasi kepada umat Shaar Hashamayim Synagogue, yang telah mendirikan Museum Holocaust di Tanah Minahasa.
“Atas nama Pemerintah Kabupaten Minahasa, saya menyampaikan selamat merayakan Peringati Hari Holocaust Internasional bagi umat Shaar Hashamayim Synagogue di seluruh dunia, khususnya di Minahasa,” ucap Bupati Roring.
Sementara, Wakil Bupati Robby Dondokambey berharap, dengan didirikannya Museum Holocaust ini, bisa menyatukan perbedaan antar umat umat beragama, khususnya di Minahasa. “Harapannya, semoga toleransi antar umat beragama di Minahasa bisa kita jaga bersama, dalam Bingkai Bhineka Tunggal Ika,” kata Wakil Bupati Dondokambey.
Sebelumnya, pendiri sekaligus Presiden Holocaust Shaar Hashamayim Synagogue, Mr Yaakov Baruch (Toar Jr Palilingan, red), menyampaikan bahwa, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menetapkan tanggal 27 Januari sebagai Peringatan Hari Holocaust Internasional. “Jadi, setiap tahun PBB meminta corps diplomatik atau para kedutaan besar untuk merayakan korban Nazi setiap tanggal 27 Januari. Karena 70 tahun lalu, ada pembebasan kamp konsentrasi Auschwitz oleh Tentara Merah (Amerika dan Rusia) pada tahun 1945,” ungkap Rabi Yaakov.
Lanjut dia, tujuan pembangunan museum ini, untuk menunjukan kepada masyarakat Indonesia yang masih menyangkal dengan keberadaan Holocaust, bahwa ini pernah terjadi. “Kenapa harus diperingati? Karena segala macam bentuk pembantai, kebencian dan rasisme itu tidak bisa benar. Entah itu kebencian terhadap orang Yahudi, islam, kristen dan agama lain itu tidak benar. Dan itu harus diperangi karena itu musuh kita bersama, baik rasisme atau kebencian,” kata Rabi Yaakov.
Lanjut Yaakov, dibangunnya Museum Holocaust ini, untuk mengedukasi masyarakat Indonesia supaya tidak ada lagi hidup dalam sekat-sekat. “Kiranya sekat-sekat ini bisa dihancurkan dan kita hidup bersama dalam lingkar Negara Kesatuan Republik Indonesia,” harapnya.
Kemudian, dia menjelaskan bahwa Museum Holocaust ini satu-satunya di Asia Tenggara dan kedua di Asia. “Museum ini dirancang untuk permanen, dan akan diisi dengan barang material yang lebih dari sekedar gambar. Dan dikemudian hari kita akan isi dengan barang-barang artefak bersejarah yang terikat dengan Holocaust. Seperti Gulungan Toubat yang selamat dari Holocaust, Piyama orang Yahudi, seragam Nazi dan barang bersejarah lainnya, untuk ditunjukkan bahwa Holocaust ini pernah terjadi. Dan itu fakta bukan hoax,” pungkasnya. (Ody)