Iklan

iklan

Iklan

,

Iklan

Banyak Penderita Stunting, DPPKB Minut Gelar Mini Lokakarya di Kecamatan Wori

Nov 28, 2022, 11:00 WIB Last Updated 2022-12-09T04:02:10Z

 

Globalsatu.com, MINUT - Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara (Minut) terdapat cukup banyak anak-anak penderita stunting, dimana survei pada bulan Februari tahun 2022 terdapat 74 anak, berhasil lolos 55 anak, namun pada survei bulan Agustus melonjak menjadi 86 anak.


Untuk itu, Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Minahasa Utara (Minut) menggelar program Mini Lokakarya yaitu rembuk penanganan percepatan penurunan Stunting di Kecamatan Wori, Senin (28/11/2022).


Penanganan stunting di Kec. Wori dioptimalkan dari bantuan Dana Desa, seperti di Desa Talawaan Atas, Kec. Wori yang sudah melaksanakan program bantuan untuk anak-anak stunting dengan mengadakan Posyandu dan mendirikan Dashat (dapur sehat atasi stunting) yang memberikan makanan sehat setiap pagi dan sore kepada anak-anak penderita stunting selama 3 bulan rutin.


Sehingga di Desa Talawaan Atas, dari 18 anak penderit stunting, 16 anak berhasil lolos, sedangkan 2 lainnya tidak lolos dikarenakan orang tua yang jarang membawa anaknya ke Dashat.


Sementara di Desa Minaesa yang terletak di pinggir pantai yang dapat menghasilkan ikan-ikan untuk dikonsumsi anak-anak, justru disana dari 1 anak penderita stunting menjadi 20 anak.


Satgas Stunting Minut Danny Lalamentik mengatakan, hal itu dikarenakan selain faktor lingkungan, juga kurangnya kesadaran masyarakat untuk ikut perpartisipasi dalam penanganan stunting.


"Desa Minaesa itu dipinggir pantai, jadi seharusnya banyak ikan-ikan yang dapat dikonsumsi oleh anak-anak. Tapi memang dikatakan beberapa keluarga, anak-anak sudah bosan mengkonsumsi ikan," kata Lalamentik.


Untuk itu DPPKB Minut akan mengupayakan adanya pelatihan bagi keluarga cara mengolah ikan menjadi makanan yang dapat diracik menjadi berbagai menu yang disukai anak-anak.


Dikatakan Lalamentik, kendala di Desa Minaesa yang lain adalah fenomena dimana setiap adanya Hukum Tua terpilih yang baru, kader-kader kesehatan lama banyak yang diganti, sehingga butuh waktu lama bagi kader kesehatan baru yang harus memulai dari awal lagi penanganan stunting pada anak-anak. (Ekin)

Iklan