Iklan

iklan

Iklan

,

Iklan

JWS : Ternyata Politik Adalah Seni 'Musti Kuat Mental'

May 22, 2021, 15:22 WIB Last Updated 2021-05-24T04:10:43Z
Ket. Foto :  Salah satu resiko politik  mobil JWS DB 20 JS di bakar tahun 2004, saat  masa masa  kampanye Pileg 2004.

Globalsatu.com, MINAHASA - Jantje Wowiling Sajow (JWS) sosok ini tak lagi asing di telinga warga Sulawesi Utara (Sulut) disamping menjabat Bupati Minahasa Periode 2013-2018, nama JWS melejid setelah dirinya dipercayakan sebagai tim pemenang calon Gubernur Sulut dan Wakil Gubernur Christiany Eugenua Paruntu (CEP)  berpasangan dengan Shenan Lanjar dalam Pilkada 2020 yang diusung partai Golongan Karya (Golkar). 


Diawal Mei 2021, sosok JWS kembali mengoncang dunia politik Sulut ketika Partai Golkar menunjuk dirinya sebagai Wakil Ketua Satu Dewan Pimpinan Daerah (DPD)  yang surat keputusan ( SK)  nomor 402/ DPP/GOLKAR/IV/2021, tertanggal 14 April 2021diterimannya dengan ditanda tangani langsung Ketua Umum Airlangga Hartarto dan Sekjen Lodewijk Paulus.


JWS sendiri mengakui Dunia Politik ini sudah bukan barang baru yang dia hadapi semenjak JWS memulai terjun di politik tahun 1982.


"Masih Mahasiswa so aktif di GOLKAR dan ormasnya Golkar AMPI. Taon 1992 so jadi anggota DPRD Minahasa dari Golkar sampe 2003. Pas SVR jadi Bupati 2003  JWS mundur bale jadi PNS. 2003 juni Stevanus Vreeke Runtu (SVR) lantik JWS jadi Wakil Kepala Dinas ( Wakadis) Diknas Minahasa, Agustus 2003 dilantik jadi Kepala Dinas (Kadis) Diknas sampai dengan Desember 2007.Maret 2008 jadi Wakil Bupati (Wabup) baku pasang deng SVR. SVR - JWS kalahkan Royke Octavian Roring (ROR) - Steven O Kandouw (SOK). Taon 12 -12-2012, ta pilih jadi Bupati JWS - Ivan Sarundajang (IVANSA) dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) periode 2013-2018. Terakhir jadi Calon Legislatif (Caleg) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI dari PDIP , biar nda jadi mar terhibur dengan dana sadiki boleh dapa suara 70 an ribu. Amper jadi tre.kurang sadiki mar Tuhan  nda ijinkan ke senayan," papar JWS dalam dialeg Manado. 


Baca Juga : Jabat Wakil Ketua DPD I Sulut, JWS Akhirnya Dipinang Partai Golkar


Menurut JWS dalam dunia politik dirinya tidak asing dengan tantangan, pergumulan maupun kesenangan.


" Samua tau perjalanan politik JWS banyak senangnya tapi banyak juga tantangan dan pergumulannya.( suda jo cirita), itu yang menarik di politik ,Kalau orang senang dorang puji abis - abisan , mar kalau nda senang , dengan segala cara dorang beking supaya 'abu'.Bahkan pernah terjadi pembakaran mobil JWS DB 20 JS pada tahun 2004, ban belakang kiri habis terbakar tetapi tidak meledak.Tuhan masih sayang",kata JWS sembari tertawa.


Sang Politikus ini menjelaskan mau masuk ranah politik harus benar - benar tahan uji namun harus memiliki sikap politik yang jelas." Tapi itu noh , ternyata politik adalah seni, musti kuat mental.Tidak usah marah kalau di buang, tidak usah bangga dulu kalau dapa tampa bagus, jalani jo biasa yang penting punya sikap politik yang jelas," lanjutnya. 


"Sama deng sekarang, setelah jadi Wakil ketua Partai Golkar,JWS pe sikap harus membela partai Golkar. Kalau bicara partai berarti ada orangnya,"ujar JWS. 


Ditekankannya pula kalau dirinya tidak membela James Arthur Kojongian (JAK) yang sempat mencoreng Partai karena kasus kekerasan terhadap istrinya dan beredar luas di dunia maya.


"Kalau JWS bela JAK bukan soal JAK nya tetapi soal Golkar, yah kalau JAK so dapa brenti deng SK Mendagri selesai !, nda bela so klar, dia pe soal sampe sekarang belum di berhentikan.Malah so menyerempet bilang singgung Gubernur. Eh soal JAK , soal BK, Soal Pimpinan DPRD dan soal Surat Mendagri bukan soal Gubernur.Dan kalau JWS maso struktur partai Golkar itu keputusan partai," Tegas JWS. 


" Kesimpulannya,Kalau jadi politisi harus berani mengkritik tetapi siap di kritik, harus berani berdebat membela kepentingan rakyat atau partai yang penting alasanya jelas, tidak penting kursi banyak atau sedikit yang penting berani suarakan jangan diam.Apa artinya jadi politisi yang penting diri sendiri aman ' main save', takut mengkritik, takut di kritik. Rakyat dapat apa? Partai dapat apa?. Itulah seni berpolitik, tapi harus ingat jangan mengkritik masuk area pribadi atau singgung pribadi orang," imbuhnya. 


Adapun pernyataan Jantje Wowiling Sajow diatas adalah cerita politik JWS yang dibagikannya ke sejumlah media, Sabtu (22/05/2021). (**/ Ody) 

Iklan